Batam Center (Inmas)- Sejumlah tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konhucu Kota Batam bersama dengan Polda Kepri melaksanakan musyawarah atau pertemuan di Resto Saung Sunda di Batam Center, Minggu (13/5) sekitar pukul 13.00 wib.
Terlihat hadir juga dari kemenag Batam terdiri dari Kasi Bimas Kristen Pargaulan Simanjuntak, Penyelenggara Hindu Eko Prasetyo dan penyelenggara Katolik Anton Januarius Ritutola dalam kesempatan itu. Pada pertemuan tersebut dibahas terkait dengan kejadian pengeboman yang menimpa beberapa gereja di Surabaya. Secara sepakat semua yang hadir sangat menyayangkan atas kejadian itu, dan mengharapkan kejadian serupa tidak terjadi di Kepri khususnya di Batam. Batam adalah kota yang sangat menjunjung tinggi kerukunan. Hidup berdampingan secara aman, nyaman, harmonis, damai dan sejahtera sangatlah diutamakan. Kejadian pengeboman itu sangatlah keji dan tidak beradap. Tidak ada satu agamapun yang membenarkan perbuatan pengeboman seperti yang di Surabaya itu. Ada 4 butir kesepakatan yang dibuat para tokoh menindaklanjuti peristiwa pengeboman di Surabaya, dan secara bersama-sama mereka membacakan hasil kesepakatan itu. Berikut 4 poin isi kesepakatan tersebut : 1. Mengutuk keras perbuatan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab; 2. Turut prihatin dan bela sungkawa atas korban dan keluarga korban yang terkena musibah; 3. Mendukung segala upaya Polri mengusut tuntas terhadap peristiwa tersebut sampai ke akar-akarnya; dan 4. Mari kita tetap menjaga kerukunan, keberagaman dari hasutan, provokasi dari orang yang tidak bertanggungjawab. Penjelasan ini disampaikan Penyelenggara Hindu Eko Prasetyo lewat telpon genggamnya pada Ahad, (13/5) sore.