Kota Batam Belajar Penanganan Konflik Sosial dan Pengawasan Orang Asing Ke Kabupaten Lamongan

Rombongan Kesbangpol Pemko Batam foto bersama dengan Kesbangpol Pemkab Lamongan

Lamongan (Inmas-Batam)- Sebagai Kabupaten yang berhasil meraih peringkat terbaik nasional dalam Pelaksanaan Rencana Aksi Terpadu Penanganan Konflik Sosial, Lamongan kini menjadi rujukan berbagai daerah untuk studi banding.

Salah satunya adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Batam. Kesbangpol Kota Batam melakukan kunjungan studi banding ke Kabupaten Lamongan. Rombongan yang terdiri dari 20 orang itu dipimpin Kepala Kesbangpol Yazid dan diterima Asisten Tata Praja M Nalikan bersama Kepala Kesbangpol Kabupaten Lamongan Sudjito di Ruang Bina Praja Pemkab Lamongan pada Selasa (29/10).

Yazid mengungkapkan kedatangannya ke Kabupaten Lamongan dalam rangka membahas berbagai penanganan konflik social dan pengawasan orang asing.

“Terima kasih atas sambutan hangat dari Pemerintah Kabupaten Lamongan. Tujuan kami ke mari pastinya ingin berdiskusi banyak hal, diantaranya terkait penanganan konflik social dan pengawasan orang asing. Sebagaimana diketahui, Kota Batam merupakan pintu masuk orang asing ke Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, Sudjito menjelaskan penghargaan yang diterima Lamongan tidak lain karena kerja keras yang dilakukan berbagai pihak dalam menangani kelompok kelompok teroris. Kami bersama Pemkab selalu melakukan koordinasi dengan pihak Polres, TNI, dan Badan Nasional  Penanggulangan Teroris (BNPT).

Dulu Lamongan terkenal dengan embrionya para teroris. Namun sekarang sudah tidak seperti itu lagi. “Cara kami menangani kasus tersebut yakni dengan merangkul para eks teroris dan mantan kombatan untuk turut andil dalam menjaga Lamongan,” kata Sudjito

Tambahnya, trik jitu selama ini yang dimiliki Lamongan yaitu “Temu Cepat Lapor Cepat. Sehingga masyarakat bisa langsung melapokan jika mengetahui hal hal yang mencurigakan disekitar mereka.

Terkait pengawasan untuk warga  negara asing yang ada di Lamongan, Sudjito memaparkan bahwa selain bekerjasama dengan Kantor Imigrasi Jawa Timur, lamongan juga membentuk Tim Koordinasi.

“Untuk mengontrol masuknya warga negara asing ke Lamongan, Tim koordinasi kami selalu rutin melakukan  komunikasi dua kali setahun dengan Kantor Imigrasi di Tanjung Perak,” jelasnya.

Hingga tahun 2019 ini ada sejumlah 109 WNA yang masuk Lamongan, 30 diantaranya merupakan mahasiswa di UNISLA dan UNISDA. Sementara sisanya merupakan tenaga keja asing.

Terpisah, KasubagTU Kemenag Batam Magdalena Silfia yang ikut dalam rombongan tersebut kepada media menjelaskan bahwa dengan kunjungan ini diharapkan bisa mengadopsi cara penanganan konflik sosial yang dilakukan oleh Pemkab. Lamongan  dan bisa menjadi pedoman untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di Batam.

“Mudah mudahan kami bisa mengadopsi cara penanganan konflik social yang dilakukan Pemkab Lamongan dan bisa menjadi pedoman kami untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di Batam,” harapnya.

(bad70/d)

SHARE :
LINK TERKAIT