Lubuk Baja (Humas)- Pada hari Sabtu tanggal 19 Agustus 2017 bertempat di Pura Agung Amertha Bhuana, sekitar 200 orang umat Hindu melaksanakan persembahyangan dalam rangka Hari Raya Saraswati. H"> Lubuk Baja (Humas)- Pada hari Sabtu tanggal 19 Agustus 2017 bertempat di Pura Agung Amertha Bhuana, sekitar 200 orang umat Hindu melaksanakan persembahyangan dalam rangka Hari Raya Saraswati. H" />
Lubuk Baja (Humas)- Pada hari Sabtu tanggal 19 Agustus 2017 bertempat di Pura Agung Amertha Bhuana, sekitar 200 orang umat Hindu melaksanakan persembahyangan dalam rangka Hari Raya Saraswati. Hadir pada kesempatan itu Penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Ketua Lembaga agama dan keagamaan Prov. Kepulauan Riau dan Kota Batam. Upacara ini dipimpin oleh Jro Mangku Putu Satriayasa dan Jro Mangku Agung Arief Suryanatha.
Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati hari turunnya ilmu pengetahuan suci yang dilambangkan dengan Dewi Saraswati. Ilmu pengetahuan wahyukan ke dunia untuk menyelamatkan kehidupan manusia dari kekegalapan. Memberikan bimbingan dan pedoman bagi kehidupan manusia. Pada kesemapatan itu Eko Prasetyo selaku penyelenggara Hindu berkesempatan menyampaikan dharma wacana/ceramah keagamaan yang membahas makna dari perayaan hari raya Saraswati dan korelasinya dengan kehipuan berbangsa dan bernegara. Eko mengatakan bahwa perayaan hari raya Saraswati selaras dengan tema HUT Kemerdekaan RI yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Indonesia Kerja Bersama. Artinya bahwa sudah saatnya kita mengabdikan ilmu pengetahuan yang kita mililkki untuk bekerja membangun bangsa dan Negara yang kita cintai ini. Setinggi apapun ilmu yang kita milikki pada akhirnya harus kita abdikan di tengah masyarakat, di samping kita harus tetap rendah hati. Eko juga mengatakan bahwa mengapa ilmu pengetahuan dilambangkan dengan Dewi yang cantik? Artinya bahwa ilmu pengetahuan itu indah dan menarik. Ilmu Pengetahuan akan membuat pemiliknya menjadi menarik, disegani, berwibawa, terkenal dan membuat kesejahteraan. Tetapi ilmu pengetahuan harus dituntut dengan kejujuran, dan tidak gratis, artinya ada Guru Daksina yang harus diserahkan oleh seorang siswa kepada gurunya. Ada ilmu yang harus dirahasiakan ada yang tidak. Eko mencoba mengutip Sloka dari Kitab Bhagavadgita dalam bentuk terjemahan Bahasa Indonesia: Walaupun seandainya kita adalah makhluk yang paling berdosa, tetapi dengan perahu ilmu pengetahuan maka lautan samsara/kelahiran akan engkau seberangi. Artinya walu seorang penjahat sekalipun asalkan dia memilikki keteguhan hati untuk bertobat dan memilikki pengetahuan bagaimana menebus dosa dan berbuat baik maka dia akan dapat memperbaiki kualitas karmanya. “Tuhan akan memberikan pengampunan bagi mereka yang mau menyerahkan diri secara total walaupun penjahat sekalipun”, tegas Eko mengakhiri pembicaraannya.(eko2017)