Kemenag (Batam)--- Pada dasarnya anak-anak masih cenderung suka bermain, tidak terkecuali saat belajar. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk "memutar otak" mencari strategi dan metode yang sesuai agar pembelajaran efektif dan menyenangkan. Bagaimana caranya?
Di Kelas IV-a MIN 1 Batam, Bu Narti selaku guru Matematika kelas 4a mencoba menghubungkan konsep geometri dengan benda-benda di sekitar siswa, seperti bentuk bangunan, pola pada kain, lantai, dinding, dan sebagainya.Mengenalkan geometri tentu tidak tepat jika siswa hanya disuguhi buku LKS yg berisi soal-soal ataupun buku teks. Anak-anak harus diajak melihat contoh konkret dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu siswa memahami konsep geometri yang abstrak. Selain itu, aktivitas dan permainan perlu diciptakan agar pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna. Permainan edukatif yang melibatkan geometri dapat dilakukan dengan bermain tangram, mencocokkan bentuk bangun datar, membangun struktur dengan balok, atau menyelesaikan teka-teki geometri.Di kelas 4 -a MIN 1 Batam, anak-anak diajak berdiskusi dan bekerja secara berkelompok untuk menyusun tangaram. Mereka mengekspresikan pemahaman mereka tentang geometri melalui potongan berbagai bentuk bangun datar. Media yang sangat sederhana tersebut ternyata cukup membuat siswa antusias dan senang ketika belajar. Guru cukup menggunakan kertas HVS atau origami yang dipotong-potong berbentuk bangun datar, kemudian siswa diminta menyusun dan menempelkannya di atas kertas HVS. Agar lebih menantang, siswa diberikan batasan waktu dalam menyelesaikannya. Meski hanya sekedar menyusun tangram, ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada beberapa anak yang merasa kesulitan mencocokkan bentuk yang tepat. Di saat siswa menemukan masalah, guru perlu memfasilitasi dengan bimbingan serta motivasi untuk terus mencoba, karena dalam proses bernalar siswa harus diajak menghadapi tantangan dan berusaha menyelesaikannya. Meskipun sering melakukan "kesalahan" siswa terus dimotivasi untuk tidak menyerah. Kehadiran guru sebagai motivator tentu sangat penting. Guru harus selalu siap menjadi coaching sekaligus motivator agar siswa berani terus mencoba. Mencoba-coba/ trial and error adalah hal yang lumrah dalam belajar menyelesaikan masalah matematika.Di akhir pembelajaran, guru tidak boleh lupa menyelipkan pesan bahwa suatu bentuk yang ditata dengan tepat akan menghasilkan keindahan dan kerapian. Maka sebagai siswa yang baik, harus bisa belajar dari Permainan tangram bahwa untuk bisa menempatkan sesuatu misalnya potongan bangun datar harus dilakukan dengan tepat dan rapi agar terlihat indah. Sesuai yang teratur dan rapi pasti indah, tapi yang indah belum tentu teratur. (*dn)