Bintan (Inmas) - Bertempat di Pasraman Brahma Widya Satwika, Senin 12 Februari 2018 yang lalu, WHDI Kabupaten Bintan menggelar Musyawarah Kabupaten (Muskab) II WHDI Kabupaten Bintan bersampena dengan HUT WHDI ke-30. Hadir pada kesempatan itu Pembimas Hindu Kepulauan Riau, Penyuluh Agama Hindu, Penyelenggara Hindu Kantor Kemenag Kota Batam, WHDI Kepri, WHDI Kota Batam, Parisada Kepri, Parisada Kota Batam, DPP Peradah Kepri, Parisada Bintan dan lembaga agama lainnya di Kepulauan Riau.
Adapaun tema HUT WHDI pada tahun ini adalah “Tingkatkan Soliditas Bersama Antar Umat Beragama Untuk Mewujudkan Kepekaan Sosial Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI”. Tema ini selaras dengan tema Nyepi Nasional yang telah ditetapkan oleh PHDI Pusat. Melalui tema ini diharapkan Wanita Hindu Dharma dan umat Hindu pada umumnya bersatu, bersinergi untuk peduli terhadap lingkungan sekitar tempat kita tinggal, menjaga kerukunan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Tujuan dari dilaksanakannya Muskab II ini adalah untuk mendengarkan Laporan Pertanggung Jawaban Ketua WHDI Kabupaten. Bintan masa Bhakti 2013 – 2018, memilih ketua WHDI yang baru masa bhakti 2018 – 2023 dan menyusun program kerja yang relevan dengan kondisi umat di Kabupaten Bintan saat ini terutama di sektor pendidikan siswa pasraman, ekonomi keumatan, serathi banten dan keagamaan. Dalam kesempatan itu Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu Kepri menegaskan bahwa peran wanita sangatlah utama Bahkan dalam Weda dijelaskan bahwa di mana wanita dihormati maka kemakmuran akan ada di daerah itu, tetapi jika wanita tidak dihormati maka akan sebaliknya. Ketut juga menjelaskan bahwa selaras dengan tema Nyepi Nasional maka umat Hindu harus melaksanakan Tri Hita Karana, yaitu tiga hubungan penyebab kebahagiaan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan lingkungan tempat tinggal. Jika tiga hal ini kita laksanakan maka kita akan bahagia, tegas Ketut.mengakhiri sambutannya. Terakhir Ketut membuka acara Muskab WHDI secara resmi dengan berharap semoga kegiatan ini dapat memilih pemimpin WHDI Kab. Bintan yang membawa perubahan lebih baik lagi. Dara Astuti mengatakan bahwa untuk mendukung suksesnya perayaan Nyepi 1940 Saka yang ditetapkan oleh PHDI Pusat, maka WHDI Kepri dan WHDI Kota/Kabupaten akan melaksanakan yoga asanas pada Hari Minggu, 25 Maret 2018 di masing – masing pura. Kemudian Pande Suarmayuni juga menjelaskan sejarah WHDI dari awal sampai akhir. Dan pada Muskab II WHDI Bintan kali ini, Ni Luh Sri Ratna terpilih sebagai Ketua WHDI Kabupaten Bintan masa bhakti 2018 – 2023. Dalam Sambutannya Ni Luh mangajak agar semua pengurus dan anggota bersatu padu, bekerjasama, aktif dalam setiap kegiatan WHDI. Kemudian Dara Astuti melantik secara resmi Ketua dan Pengurus terpilih. Pada acara penutupan Muskab II dan HUT WHDI ke – 30, Ketut Artha selaku pengurus Parisada Kepri menjelaskan bahwa menjadi pengurus WHDI adalah yajna yang luar biasa. Kita bisa ngayah dalam wadah WHDI sekaligus belajar berorganisasi. kita harus bijak menggunakan media sosial. Jangan mudah terpancing isu – isu SARA. Ketut mengajak umat Hindu untuk menjaga kerukunan intern dan ekstern umat beragama. Terkhir Ketut Artha menyampaikan himbauan Menteri Agama dan hasil musyawarah besar Pemuka Agama untuk kerukunan bangsa yang baru – baru ini diadakan di Jakarta, yang pada intinya bahwa setiap pemeluk agama harus menghormati dan menghargai sebagai makhluk ciptaan Tuhan, mengembangkan sikap empati, dan kasih sayang. Kemudian senantiasa menjalin kerjasama dan dialog untuk kemajuan bangsa, menghormati agama yang lain, tidak mencampuri agama orang lain, dan terakhir kita diajak untuk tidak menghalangi penyiaran agama, penyiaran agama juga tidak boleh mengganggu kerukunan umat beragama. (ep2018)