34 Bhikku dan 16 Simpatisan Singgah di Batam, Jadi Pijakan Pertama Bikkhu di Indonesia

Batam (Kemenag) – Kota Batam menjadi saksi sejarah penting dalam perhelatan International Thudong 2025. Sebanyak 34 bikkhu dan 16 pendamping/simpatisan yang berjalan kaki dari Bangkok, melewati Malaysia dan Singapura, tiba dan transit di Batam sebagai pijakan pertama mereka di Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Magelang, untuk perayaan Waisak 2025.

Kegiatan ini secara resmi diperkenalkan dalam acara jumpa pers yang digelar di Restoran BABA, Batam. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Umum International Thudong 2025, Ketua dan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Ketua PHDI Provinsi Kepri dan Kota Batam, konten kreator Batam, media online Batam, perwakilan dari Mabes Polri, Penyelenggara Buddha Kantor Kemenag Kota Batam, Supriyanto beserta penyuluh agama Buddha, Langlang Labaela, perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Batam, serta perwakilan dari agama Katolik.

International Thudong 2025 di Batam akan berlangsung selama tiga hari, mulai 16 hingga 18 April 2025. Selama berada di Batam, para bikkhu dijadwalkan akan melakukan kunjungan lintas iman ke masjid, gereja, dan pura, serta mengikuti sejumlah kegiatan kebudayaan dan keagamaan lainnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Budi Dermawan, dalam sambutannya yang mewakili pemerintah daerah menyatakan bahwa persiapan kegiatan ini telah dilakukan secara matang melalui koordinasi lintas sektor. "Kami sudah mendapatkan informasi kegiatan ini sejak lama dan telah melaksanakan beberapa rapat koordinasi agar pelaksanaannya berjalan sukses," ujar Budi.

Budi menambahkan bahwa Batam dan Provinsi Kepri secara nasional dikenal memiliki indeks kerukunan umat beragama yang sangat baik dan pernah meraih peringkat terbaik pertama di Indonesia. "Dengan moderasi beragama dan kehidupan masyarakat yang toleran, kami bangga Batam menjadi salah satu tujuan dalam kegiatan berskala internasional ini," tambahnya.

Menurut Budi, kegiatan ini tidak hanya menunjukkan praktik nyata toleransi beragama, tetapi juga menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan kehidupan keagamaan yang harmonis di Batam. "Tugas Kemenag adalah memastikan kehidupan beragama yang rukun dan damai di tengah masyarakat. Kegiatan Thudong ini menjadi simbol nyata dari toleransi dalam bingkai persatuan Indonesia," pungkasnya.

International Thudong terakhir kali terselenggara di Indonesia pada tahun 2023. Melalui arahan Kementerian Agama, tahun 2025 diharapkan menjadi penyelenggaraan yang lebih baik dan berkesan, dengan pesan kuat tentang keragaman, kebersamaan, dan perdamaian. (Z)

LINK TERKAIT