Batam (Kemenag) --- Batik merupakan salah satu jenis kain yang sudah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya asli Indonesia. Berbagai macam produk busana yang menggunakan bahan dasar batik telah banyak diminati masyarakat Indonesia sampai mancanegara.
Untuk diketahui, bahwa pemerintah telah menetapkan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2009. Pada saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerbitkan Kepres Nomor 33 Tahun 2009 yang menetapkan Hari Batik Nasional.
Tanggal penetapan Hari Batik Nasional tersebut sesuai dengan ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), oleh UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 2 Oktober 2009.
Penetapan Hari Batik Nasional dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga turut menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Hari Batik Nasional.
Batik pertama kali diperkenalkan ke pentas dunia oleh Presiden Soeharto, saat menghadiri konferensi PBB pada pertengahan 80-an. Sampai saat ini, Istana juga masih menjadikan batik sebagai salah satu cindera mata bagi para tamu kenegaraan.
Batik semakin dikenal dalam kancah dunia internasional, saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC II di Bogor, Jawa Barat, pada 1994. Pemerintah menyiapkan batik tulis untuk kepala negara yang dibuat dengan corak dan simbol dari negara-negara peserta.
Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton hingga Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad juga memakai batik dalam acara tersebut. Alhasil, setiap KTT APEC berikutnya, kepala negara peserta wajib menggunakan pakaian nasional tuan rumah untuk foto bersama.
Sejarah batik Indonesia bersinggungan langsung dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.
Pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, dan berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Kesenian membatik telah dikenal sejak Kerajaan Majapahit. Teknik batik diperkirakan telah diketahui sejak dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik tersebut meluas hingga ke Afrika dan Asia.
Ditemu diruang kerjanya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, H. Zulkarnain Umar, mengatakan, bahwa batik harus dapat kita lestarikan dengan baik karena batik juga telah diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Warisan Nonbendawi pada 2019 lalu.
Zulkarnain Umar berharap, masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Batam khususnya dapat lebih mencintai batik lokal atau produk dalam negeri karena menurutnya, menggunakan batik itu sangat keren, menarik dan bahkan tidak akan kehilangan gaya atau fashion, ungkapnya.
Mari kita tunjukkan kecintaan dengan gemar menggunakan batik. Jangan sampai nantinya anak-anak atau keluarga kita tidak mengenal warisan budaya asli bangsanya sendiri, ajaknya.
"Selamat Hari Batik Nasional! Semoga batik semakin dicintai oleh seluruh masyarakat Kota Batam, rakyat Indonesia dan lebih dikenal dunia," tutupnya.
------------
Humas