Kita Harus Bijak, Harus Bisa Membedakan Antara Mengkritisi Dan Membenci

Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Cholil Nafis menyampaikan materi/Narasumber

Lubuk Baja (Inmas Batam) -  Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan dengan mengusung tema "Merawat Kebhinnekaan Memperkokoh Wawasan Islam Wasathiyah Dalam Kerangka NKRI." Kegiatan ini dilaksanakan di Bantimurung Ballroom Lt. III. Nagoya Plaza Hotel, kemarin (17/7).

Dalam dialog nasional keagamaan dan kebangsaan yang diselenggarakan Ditjen Bimas Islam Kemenag RI tersebut, panitia pelaksanan menghadirkan, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Cholil Nafis selaku narasumber.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Cholil Nafis dalam paparan materinya menyampaikan, kita harus bijak, harus bisa membedakan antara mengkritisi dan membenci kepada penguasa sehingga mudah diketahui pihak mana yang kritis dan mana yang membenci karena umat islam itu tidak dilarang untuk bersikap kritis kepada pemerintah dan perilaku tersebut diperlukan untuk mengawal pemerintahan agar tidak melenceng dari amanah konstitusi. “Sesuatu yang dilarang itu, apabila kita membenci dengan segala cara, dalam hal ini, apapun yang dilakukan pemerintah selalu disalahkan, ditolak dan dicaci maki.”

“Membenci pemerintah bukanlah solusi, justru menambah masalah.” Tanpa bermaksud membela pemerintah, akan  tetapi marilah kita bersikap adil dan jangan terlalu mudah menuduh dengan narasi-narasi kebohongan yang dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat, kecurigaan antara komponen masyarakat," lanjut  KH. Cholil Nafis.

Saat ini, umat Islam harus cantik dalam berpolitik, jangan mudah diadu domba, sehingga timbul saling ketidakpercayaan diantara satu dengan yang lainnya. “Indonesia, terlalu mahal untuk dirusak hanya karena kepentingan ideologi yang sebenarnya bertentangan dengan kesepakatan founding father bangsa.”

Mari kita jaga bersama keragaman warga bangsa yang rukun dan damai ini.” Mari kita mainkan cara-cara berpolitik dengan cantik, jangan mudah diadu domba. Indonesia adalah pasar potensial di mata dunia, hal ini sangat jelas karena berpenduduk besar, demikian juga pasar ideologi terus tumbuh,  bahkan ketika ada orang yang mengaku nabi juga masih banyak pengikutnya, imbuh KH. Cholil Nafis.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam H. Zulkarnain Umar, usai mendengarkan paparan materi yang disampaikan Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Cholil Nafis mengatakan,  mengembangkan Ummatan Wasathan bukan berarti tidak boleh mengkritik pemerintah, memberikan masukan, hal ini tetap dibolehkan namun dengan cara-cara yang baik, dengan cara-cara yang santun. Hurus dibedakan, mana yang kritis dan mana yang membeci karena kalau sifatnya membnci akan menimbulkan sakit hati yang ujungnya akan menibulkan dendam, dan ketika menibulkan dendam hal ini tentunya tidak akan pernah lagi kita melihat ada hal positif dari seseorang, apalagi dengan pemerintah.

Untuk itu, H. Zulkarnain Umar mengajak masyarakat untuk tetap santun, mengkritisi, menyampaikan pesan-pesan yang baik terhadap pemerintah dalam membangun Negara yang kita cintai ini, Imbunya. (bad70/Yd).

 

SHARE :
LINK TERKAIT